PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kesempatan ini, kelompok kami akan
membahas mengenai “ Unsur – unsur Intrinsik dalam drama “.
Drama adalah karya sastra yang menggambarkan kehidupan dengan
menampilkan konflik dan emosi lewat lakuan atau dialog yang biasanya untuk
pementasan di panggung. Saat menyaksikan sebuah
drama yang dilakonkan, emosi penonton pun terlibat dalam cerita yang diperankan
tersebut. Itu artinya, penulis naskah drama tersebut mampu membangun sebuah
cerita menjadi konflik pada masing-masing tokoh sehingga cerita mengalir
sebagaimana kejadian sesungguhnya. Hal itu tidak terlepas dari kemahiran
penulis naskah untuk menghidupkan drama tersebut. Untuk dapat menulis naskah
drama yang baik dan menarik, diperlukan latihan dan pemahaman tentang unsur-unsur
yang dapat membangun sebuah naskah drama. Unsur-unsur tersebut disebut juga
dengan unsur-unsur intrinsik drama. Unsur
ini meliputi tema, plot, tokoh, latar cerita,dialog, dan amanat.
B. Tujuan
dari penulisan ini adalah untuk menganalisis unsur-unsur intrinsik dalam drama supaya naskah drama
memiliki makna dan terasa hidup. Untuk
itu kita harus memahami unsur-unsur tersebut sebelum membuat suatu naskah
drama.
PEMBAHASAN
Unsur intrinsik
dalam drama terdiri dari beberapa unsur.
Unsur pertama adalah tema yang merupakan ide pokok yang ingin
disampaikan dari sebuah cerita. Umumnya
tema tidak diterangkan secara langsung tetapi dalam bentuk yang tersirat atau
tersembunyi. Unsur kedua adalah plot (
alur cerita ) yang dimulai dengan perkenalan awal tokoh dan penokohan, adalanya
masalah atau konflik, krisis ( pertentangan mencapai titik klimaks ) ,
pemecahan masalah dan ditutup dengan keputusan ( ending ) yang ada kalanya
akhir cerita berupa kesedihan , bahkan ada pula akhir ceria yang sifatnya
menggantung dan menimbulkan pertanyaan.
Unsur ketiga adalah tokoh yang merupakan pelaku dalam cerita
tersebut. Berdasarkan peranannya,
terdapat tokoh utama dan tambahan.
Sedangkan berdasarkan fungsi tampilannya, dikenal 3 macam yaitu tokoh
protagonis yang merupakan tokoh yang memunculkan sifat positif yang mana
menjadi tokoh yang disakiti dan menderita sehingga menimbulkan simpati bagi
penonton dan biasanya menjadi tokoh sentral.
Tokoh yang kedua adalah tokoh antagonis yang merupakan tokoh yang
memunculkan sifat negatif yang menyakiti tokoh protagonist sehingga menimbulkan
rasa antipati penonton. Tokoh terakhir
adalah tokoh tritagonis yang merupakan tokoh yang tidak mempunyai peran sentral
dalam cerita yang bisa menjadi pendukung atau penentang tokoh sentral, disebut
juga sebagai peran pembantu utama. Unsur
keempat adalah latar cerita yaitu rangkaian peristiwa yang biasanya dalam
pementasan drama dibuat panggung yang dihiasi dengan dekorasi, seni lukis, tata
panggung, seni patung, tata cahaya dan tata suara. Unsur kelima adalah dialog yang di dalam
drama ada 2 macam yaitu konversi ( percakapan ) dan monolog. Dialog ini berfungsi untuk menggerakkan
cerita dan melihat watak atau kepribadian tokoh cerita. Unsur keenam adalah amanat yang merupakan
pesan yang ingin disampaikan penulis cerita kepada penonton. Jika drama ditujukan kepada peajar maka
temanya harus memberikan amanat yang bersifat edukatif sehingga dapat menambah
pengetahuan yang positif bagi siswa.
Untuk lebih memahami unsur-unsur intrinsik drama kami
sajikan contoh naskah drama dengan judul “ BAPAK “ karya B. Soenarto. Unsur-unsur intrinsik yang akan dibahas yaitu: 1) tema; 2)
plot atau alur ; 3) tokoh cerita dan perwatakan; 4) latar ; 5) dialog dan 6) amanat. Namun sebelum itu, akan diuraikan sinopsis
naskah drama “ BAPAK ”.
Drama ini berlatar Kota
Yogyakarta tahun 1949. Tokoh Bapak (51 tahun) adalah orang tua tunggal dari
tokoh Si Sulung dan Si Bungsu. Drama ini diawali dengan tokoh Bapak yang
terkejut oleh kedatangan Si sulung yang telah lama merantau. Situasi Republik
saat itu sangat kacau karena tentara kolonial melancarkan agresi militer kedua.
Si Sulung memohon Bapak untuk ikut serta dirinya mengungsi ke luar negeri. Akan
tetapi Bapak menolak lantaran dalam dirinya timbul tanggung jawab untuk
mempertahankan kemerdekaan tanah air dari tangan penjajah. Selain itu, Bapak
juga beralasan, dengan hidup di luar negeri, itu sama artinya dengan tunduk
pada penjajah. Ketegangan terus terjadi antara keduanya. Saat Bapak mendengar
suara radio pemancar di kamar Si Sulung. Bapak segera mencari tahu ke kamar Si
Sulung. Pada saat yang sama, Si Bungsu sedang kedatangan tamu, yaitu Perwira
yang merupakan tunangan Si Bungsu. Mereka berdua terkejut mendengar bunyi
ledakan pistol dari ruang dalam. Seketika Bapak keluar kamar dan menjelaskan
pada Si Bungsu dan Perwira bahwa dirinya telah menembak Si Sulung. Bapak
melakukan hal itu karena mengetahui Si Sulung adalah mata-mata tentara
kolonial. Walaupun Bapak sungguh kecewa pada Si Sulung, namun demi
menyelamatkan Negara, Bapak membunuh putra yang amat disayanginya itu. Akhir
drama ditutup dengan keputusan Bapak untuk tetap tinggal di rumah untuk
melawan musuh. Sementara itu Bapak meminta Si Bungsu dan Perwira untuk pergi dari
tempat itu.
Tema drama ini adalah seorang patriot
yang memperjuangkan kemerdekaan bangsanya walaupun harus mengorbankan
segalanya. Dalam cerita ini si Bapak
sampai menembak anak kesayangannya yang ternyata merupakan tangan kanan
penjajah.
Plot atau alur dalam
drama dibagi dalam babak dan adegan. Dalam naskah drama”Bapak” ini, seluruh
kejadian berlangsung pada satu tempat dan satu waktu. Sedangkan adegan pada
drama ini, berlatar ruang tamu sebuah keluarga, awalnya diisi dengan Bapak yang
berbicara sendiri mengenai putranya yang baru datang merantau, adegan kedua
diisi dengan munculnya Bungsu yang menemani Bapak mengobrol. Adegan selanjutnya
Sulung datang dan mulai beradu mulut dengan Bapak. Kemudian Bungsu pergi ke
luar. Setelah adu mulut itu, Sulung pergi ke kamarnya, Bapak membuntuti karena
curiga mendengar suara radio pemancar. Adegan selanjutnya Bungsu kembali ke
ruang tamu karena Perwira datang. Kemudian mereka terkejut dengan suara
tembakan. Adegan selanjutnya Bapak muncul dengan pistol dan map-map tebal di
tangannya. Perwira pergi ke kamar Sulung dan mendapati Sulung mati. Perwira
kembali ke ruang tamu membawa bukti-bukti penghianatan Sulung. Bapak sangat
kecewa dan Bungsu menangis. Bapak meminta Perwira membawa pergi Bungsu
sedangkan Bapak tetap di rumah dengan perasaan bangga sekaligus kecewa.
Bapak disebut sebagai tokoh utama protagonis karena berjuang
membela bangsa. Sedangkan tokoh Sulung merupakan tokoh antagonis karena menjadi
lawan Bapak. Selanjutnya tokoh Bungsu dan Perwira dikatakan sebagai tokoh
pembantu.
Latar pada drama ini adalah sebuah rumah di kota Yogyakarta.
Di saat kondisi negara kacau karena serangan tentara kolonial tahun 1949. Latar
percakapan tokoh secara keseluruhan terjadi di ruang tamu.
Dalam drama
ini terjadi dialog konversi antar tokoh yang terlibat dan monolog seperti pada
percakapan Bapak dengan dirinya sendiri.
Amanat yang disampaikan
adalah kita sebagai penerus bangsa saat ini hendaknya berjuang untuk bangsa
walaupun banyak pengaruh – pengaruh asing yang masuk.
KESIMPULAN
1. Untuk mengetahui dan
mengapresiasi suatu karya sastra dibutuhkan pengetahuan serta analisis mengenai
unsur-unsur pembangun karya tersebut.
2. Unsur pembangun dalam
karya sastra tersebut disebut dengan unsur intrinsik yang meliputi tema, plot,
tokoh, latar cerita,dialog, dan amanat.
3. Unsur ini membuat drama
yang dipentaskan menjadi menarik dan emosi penonton pun terlibat dalam cerita yang diperankan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
·
Griya wardani.2011.unsur intrinsik drama
Bapak.griyawardani.wordpress.com. 10 Januari 2014, 20.30.