Kamis, 27 Februari 2014

Drama



PENDAHULUAN

A.    Latar  Belakang
       Dalam kesempatan ini, kelompok kami akan membahas mengenai “ Unsur – unsur Intrinsik  dalam drama “.  Drama adalah karya sastra yang menggambarkan kehidupan dengan menampilkan konflik dan emosi lewat lakuan atau dialog yang biasanya untuk pementasan di panggung.  Saat menyaksikan sebuah drama yang dilakonkan, emosi penonton pun terlibat dalam cerita yang diperankan tersebut. Itu artinya, penulis naskah drama tersebut mampu membangun sebuah cerita menjadi konflik pada masing-masing tokoh sehingga cerita mengalir sebagaimana kejadian sesungguhnya. Hal itu tidak terlepas dari kemahiran penulis naskah untuk menghidupkan drama tersebut. Untuk dapat menulis naskah drama yang baik dan menarik, diperlukan latihan dan pemahaman tentang unsur-unsur yang dapat membangun sebuah naskah drama. Unsur-unsur tersebut disebut juga dengan unsur-unsur intrinsik drama.  Unsur ini meliputi tema, plot, tokoh, latar cerita,dialog, dan amanat.
B.   Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menganalisis unsur-unsur  intrinsik dalam drama supaya naskah drama memiliki makna dan terasa hidup.  Untuk itu kita harus memahami unsur-unsur tersebut sebelum membuat suatu naskah drama.


PEMBAHASAN
       Unsur intrinsik dalam drama terdiri dari beberapa unsur.  Unsur pertama adalah tema yang merupakan ide pokok yang ingin disampaikan dari sebuah cerita.  Umumnya tema tidak diterangkan secara langsung tetapi dalam bentuk yang tersirat atau tersembunyi.  Unsur kedua adalah plot ( alur cerita ) yang dimulai dengan perkenalan awal tokoh dan penokohan, adalanya masalah atau konflik, krisis ( pertentangan mencapai titik klimaks ) , pemecahan masalah dan ditutup dengan keputusan ( ending ) yang ada kalanya akhir cerita berupa kesedihan , bahkan ada pula akhir ceria yang sifatnya menggantung dan menimbulkan pertanyaan.  Unsur ketiga adalah tokoh yang merupakan pelaku dalam cerita tersebut.  Berdasarkan peranannya, terdapat tokoh utama dan tambahan.  Sedangkan berdasarkan fungsi tampilannya, dikenal 3 macam yaitu tokoh protagonis yang merupakan  tokoh  yang memunculkan sifat positif yang mana menjadi tokoh yang disakiti dan menderita sehingga menimbulkan simpati bagi penonton dan biasanya menjadi tokoh sentral.  Tokoh yang kedua adalah tokoh antagonis yang merupakan tokoh yang memunculkan sifat negatif yang menyakiti tokoh protagonist sehingga menimbulkan rasa antipati penonton.  Tokoh terakhir adalah tokoh tritagonis yang merupakan tokoh yang tidak mempunyai peran sentral dalam cerita yang bisa menjadi pendukung atau penentang tokoh sentral, disebut juga sebagai peran pembantu utama.  Unsur keempat adalah latar cerita yaitu rangkaian peristiwa yang biasanya dalam pementasan drama dibuat panggung yang dihiasi dengan dekorasi, seni lukis, tata panggung, seni patung, tata cahaya dan tata suara.  Unsur kelima adalah dialog yang di dalam drama ada 2 macam yaitu konversi ( percakapan ) dan monolog.  Dialog ini berfungsi untuk menggerakkan cerita dan melihat watak atau kepribadian tokoh cerita.  Unsur keenam adalah amanat yang merupakan pesan yang ingin disampaikan penulis cerita kepada penonton.  Jika drama ditujukan kepada peajar maka temanya harus memberikan amanat yang bersifat edukatif sehingga dapat menambah pengetahuan yang positif bagi siswa.
Untuk lebih memahami unsur-unsur intrinsik drama kami sajikan contoh naskah drama dengan judul “ BAPAK “ karya B. Soenarto.  Unsur-unsur intrinsik yang akan dibahas yaitu: 1) tema; 2) plot atau alur ; 3) tokoh cerita dan perwatakan; 4) latar ; 5) dialog  dan 6) amanat.  Namun sebelum itu, akan diuraikan sinopsis naskah drama “ BAPAK ”.
Drama ini berlatar Kota Yogyakarta tahun 1949. Tokoh Bapak (51 tahun) adalah orang tua tunggal dari tokoh Si Sulung dan Si Bungsu. Drama ini diawali dengan tokoh Bapak yang terkejut oleh kedatangan Si sulung yang telah lama merantau. Situasi Republik saat itu sangat kacau karena tentara kolonial melancarkan agresi militer kedua. Si Sulung memohon Bapak untuk ikut serta dirinya mengungsi ke luar negeri. Akan tetapi Bapak menolak lantaran dalam dirinya timbul tanggung jawab untuk mempertahankan kemerdekaan tanah air dari tangan penjajah. Selain itu, Bapak juga beralasan, dengan hidup di luar negeri, itu sama artinya dengan tunduk pada penjajah. Ketegangan terus terjadi antara keduanya. Saat Bapak mendengar suara radio pemancar di kamar Si Sulung. Bapak segera mencari tahu ke kamar Si Sulung. Pada saat yang sama, Si Bungsu sedang kedatangan tamu, yaitu Perwira yang merupakan tunangan Si Bungsu. Mereka berdua terkejut mendengar bunyi ledakan pistol dari ruang dalam. Seketika Bapak keluar kamar dan menjelaskan pada Si Bungsu dan Perwira bahwa dirinya telah menembak Si Sulung. Bapak melakukan hal itu karena mengetahui Si Sulung adalah mata-mata tentara kolonial. Walaupun Bapak sungguh kecewa pada Si Sulung, namun demi menyelamatkan Negara, Bapak membunuh putra yang amat disayanginya itu. Akhir drama ditutup dengan keputusan Bapak  untuk tetap tinggal di rumah untuk melawan musuh. Sementara itu Bapak meminta Si Bungsu dan Perwira untuk pergi dari tempat itu.
Tema drama ini adalah seorang patriot yang memperjuangkan kemerdekaan bangsanya walaupun harus mengorbankan segalanya.  Dalam cerita ini si Bapak sampai menembak anak kesayangannya yang ternyata merupakan tangan kanan penjajah.
Plot atau alur dalam drama dibagi dalam babak dan adegan. Dalam naskah drama”Bapak” ini, seluruh kejadian berlangsung pada satu tempat dan satu waktu. Sedangkan adegan pada drama ini, berlatar ruang tamu sebuah keluarga, awalnya diisi dengan Bapak yang berbicara sendiri mengenai putranya yang baru datang merantau, adegan kedua diisi dengan munculnya Bungsu yang menemani Bapak mengobrol. Adegan selanjutnya Sulung datang dan mulai beradu mulut dengan Bapak. Kemudian Bungsu pergi ke luar. Setelah adu mulut itu, Sulung pergi ke kamarnya, Bapak membuntuti karena curiga mendengar suara radio pemancar. Adegan selanjutnya Bungsu kembali ke ruang tamu karena Perwira datang. Kemudian mereka terkejut dengan suara tembakan. Adegan selanjutnya Bapak muncul dengan pistol dan map-map tebal di tangannya. Perwira pergi ke kamar Sulung dan mendapati Sulung mati. Perwira kembali ke ruang tamu membawa bukti-bukti penghianatan Sulung. Bapak sangat kecewa dan Bungsu menangis. Bapak meminta Perwira membawa pergi Bungsu sedangkan Bapak tetap di rumah dengan perasaan bangga sekaligus kecewa.
Bapak disebut sebagai tokoh utama protagonis karena berjuang membela bangsa. Sedangkan tokoh Sulung merupakan tokoh antagonis karena menjadi lawan Bapak. Selanjutnya tokoh Bungsu dan Perwira dikatakan sebagai tokoh pembantu.

Latar pada drama ini adalah sebuah rumah di kota Yogyakarta. Di saat kondisi negara kacau karena serangan tentara kolonial tahun 1949. Latar percakapan tokoh secara keseluruhan terjadi di ruang tamu.
         Dalam drama ini terjadi dialog konversi antar tokoh yang terlibat dan monolog seperti pada percakapan Bapak dengan dirinya sendiri.
Amanat yang disampaikan adalah kita sebagai penerus bangsa saat ini hendaknya berjuang untuk bangsa walaupun banyak pengaruh – pengaruh asing yang masuk.

KESIMPULAN
1.     Untuk mengetahui dan mengapresiasi suatu karya sastra dibutuhkan pengetahuan serta analisis mengenai unsur-unsur pembangun karya tersebut.
2.     Unsur pembangun dalam karya sastra tersebut disebut dengan unsur intrinsik yang meliputi tema, plot, tokoh, latar cerita,dialog, dan amanat. 
3.     Unsur ini membuat drama yang dipentaskan menjadi menarik dan emosi penonton  pun terlibat dalam cerita yang diperankan tersebut.

DAFTAR  PUSTAKA
·      Griya wardani.2011.unsur intrinsik drama Bapak.griyawardani.wordpress.com. 10 Januari 2014, 20.30.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar